Kamis, 04 November 2010

retradasi mental


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Anak perlu diasuh & dibimbing karena anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
diharapkan anak dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal. Pertumbuhan adalah proses pematangan dengan terjadinya perubahan pada ukuran fisik,bertambahnya berat badan,bertambahnya lingkar lengan, serta pertumbuhan alat-alat tubuh lainnya.
Sedangkan perkembangan adalah pematangan fungsi organ tubuh, mental dan sosial meliputi perkembangan aspek-aspek kehidupan manusia Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lainnya.

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan diatas maka penyusun ingin mencoba untuk mengemukakan penjelasan tentang  Proses tumbuh  kembang serta retardasi mental.

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah  Keperawatan Jiwa ,Sedangkan tujuan membahas proses tumbuh kembang serta retardasi mental.



a. Tujuan Umum
          Untuk mengetahui tentang masalah proses tumbuh kembang serta retardasi mental
      b. Tujuan khusus
§     Untuk mengetahui pengertian  tumbuh kembang
§     Untuk mengetahui  faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
§     Untuk mengetahui  Pengertian retardasi mental
§     Untuk mengetahui Untuk mengetahui Penyebab retardasi mental
§     Untuk mengetahui  klasifikasi retardasi mental
§     Untuk mengetahui pencegahan retardasi mental
D.    Sistematika penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan penulis yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam BAB ini berisikan latar belakang, tujuan penulisan dan sistematika penulisan
BAB II TINJAUN TEORI     
Dalam BAB ini berisikan Untuk mengetahui pengertian tumbuh kembang, factor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, pengertian retradasi mental, penyebab retradasi mental, klasifikasi retradasi mental, pencegahan retradasi mental.
BAB III PENUTUP
Dalam BAB ini berisikan kesimpulan.






BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian tumbuh kembang
Dalam ilmu kesehatan anak istilah pertumbuhan dan perkembangan menyangkut semua aspek kemajuan yang dicapai oleh jazad manusia dari konsepsi sampai dewasa.Pertumbuhan berarti bertambah besar dalam aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler.
Oleh karena itu pertumbuhan dapat diukur dalam sentimeter atau incih dan dalam kilogram atau pound. Selain itu dapat pula diukur dalam keseimbangan metabolik, yaitu retensi kalsium dan nitrogen oleh badan.
Perkembangan digunakan untuk menunjukkan bertambahnya keterampilan dan fungsi kompleks. Seseorang berkembang dalam pengaturan neuromoskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan terbentuk pula kepribadiannya.
Maturasi dan diferensiasi sering dipergunakan sebagai sinonim untuk perkembangan. Pertumbuhan fisis, sebagai pertumbuhan badan sebagai keseluruhan, Kroman menganjurkan 2 macam pemeriksaan pada anak, yaitu:
  1. Pemeriksaan kesehatan medis (medical health examination)
  2. Pemeriksaan kesehatan perkembangan (development health examination).
Pemeriksaan yang disebut pertama di atas menilai kondisi anak dari ada tidaknya penyakit,  pemeriksaan yang disebut kedua dimaksudkan untuk menilai pertumbuhan fisis dan kedewasaannya dalam mental dan emosi.
 Walaupun pertumbuhan berlangsung terus secara tetap dari masa konsenpsi sampai dewasa, namun terjadi fluktuasi dalam kecepatan tumbuh seorang anak.
Percepatan tumbuh yang mencapai maksimum terjadi pada akhir masa janin dan kemudian menurun terus sampai melewati masa bayi, kemudian timbul percepatan tumbuh lagi pada masa adolesensi yang kemudian menurun dan berhenti setelah mencapai umur dewasa.Puncak pertumbuhan panjang pada masa janin terjadi kira-kira pada akhir trimester kedua kehamilan,  puncak pertambahan berat terjadi pada saat sebelum lahir.
Fase percepatan pada masa adolesensi terjadi sebaliknya, yaitu berlangsung lebih dini dan berat badan relatif lebih besar daripada tinggi badan.
Beberapa jaringan badan hanya mengikuti satu daripada kedua percepatan tumbuh tersebut, sedang lainnya mengikuti suatu bentuk tersendiri.
 Misalnya jaringan otak cepat tumbuh pada masa percepatan tumbuh janin (siklus pertama) dan tidak tumbuh lagi sebelum percepatan tumbuh pada masa adolesensi (siklus kedua) dimulai.
 Pada saat lahir besar otak kira-kira hanya 5% daripada berat dewasa. Kira-kira 50% dari pertumbuhan otak terjadi pada tahun pertama kehidupan,  20% terjadi pada tahun kedua.
Kerusakan otak pada masa bayi mempunyai arti yang penting demikian pula lingkaran kepala pada masa ini merupakan kemajuannya. Sebaliknya pertumbuhan alat kelamin pada 10 tahun pertama agak lambat, tetapi menjadi cepat pada 10 tahun berikutnya.
Pertumbuhan organ ini sangat pesat sesudah seluruh pertumbuhan badan berakhir. Jaringan limfoid tumbuh cepat pada masa bayi dan anak, kemudian menurun pada masa pubertas dan akhirnya mengalami involusi.
Termasuk dalam jenis ialah tonsil, adenoid, timus, limpa, kelenjar getah bening dan jaringan limfe di usus.Masa pertumbuhan sebelum dewasa1.      Pranatal (0-280 hari)a.      Masa embrio (trimester pertama kehidupan prenatal)      Diferensiasi berlangsung cepat, terbentuk sistem dan alat-alat dalam tubuh.b. Masa fetus dini (trimester kedua kehidupan prenatal)Terjadi percepatan pertumbuhan.
Pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk serta mulai berfungsi. Pada akhir masa ini panjang janin 70% dari pada panjang pada saat dilahirkan,  berat badannya hanya 20% daripadanya, karena jaringan lemak subkutan belum terbentuk.c.      Masa fetus akhirBertambahnya masa tubuh dengan cepat.


Berat badan fetus dari 700 g pada akhir trimester kedua bertambah dengan kecepatan kira-kira 200 g/minggu sampai pertengahan trimester ketiga untuk mencapai kira-kira 3.000-3.500 g.2.      Masa neonatal (0-4 minggu sesudah lahir)Penyesuaian sirkulasi dengan keadaan lingkungan, mulai bernafas dan fungsi alat tubuh lainnya.
Berat badan dapat turun sampai 10% pada minggu pertama kehidupan yang dicapai lagi pada hari ke-14.3.      Masa bayi (tahun pertama dan kedua kehidupan)a.      Umur 1 bulan – 1 tahunPertumbuhan dan perkembangan yang cepat, fungsi alat tubuh bertambah, terutama sistim saraf.b.      Umur 1 tahun – 2 tahunPertumbuhan menurun, kemajuan dalam berjalan dan aktifitas motorik serta pengaturan fungsi ekskresi4.      Masa prasekolah (umur 2 -6 tahun)Pertumbuhan melambat, aktifitas jasmani bertambah, kordinasi fungsi dan mekanisme motorik bertambah, cepat menangkap pelajaran.5.      Masa sekolah (wanita 6-10 tahun, pria 6-12 tahun)Pertumbuhan tetap, keterampilan dan proses intelektuil berkembang.6.      Masa adolesensi (wanita 10-18 tahun, pria 12-20 tahun)Perubahan dari masa anak ke masa dewasa. Percepatan pertumbuhan tinggi dan berat badan, timbulnya ciri kelamin sekunder, memerlukan kepercayaan diri sendiri dan kebebasan, perkembangan fungsi alat kelamin.
B.     Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak di bagi menjadi 2 bagian yaitu :
  1. Faktor heredokonstitusionil
Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan penting dalam transmisi sifat-sifat herediter.
Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus tertentu, tipe tertentu dan dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal. Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan karena gangguan endokrin atau gizi.
Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak dapat diabaikan.
Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan.Sifat-sifat emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan dibandingkan dengan hereditas.
1.       Jenis kelamin
Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10 tahun,  pria mulai pada umur 12 tahun.
2.       Ras atau bangsa
Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai tendensi lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang Italia.
3.       Keluarga
Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang pendek  anggota keluarga lainnya tinggi.
4.       Umur
Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi.
  1. Faktor lingkungan (pranatal dan pascanatal)
1. Faktor prenatal
a). Gizi
(defisiensi vitamin, jodium dan lain-lain).Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan menghilangkan vitamin tertentu.
Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu dengan keadaan gizi jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pula oleh Warkany dengan mengatakan ‘The most serious congenital malformation is never to be conceived at all”.


b). Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidroamnion).
Faktor mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidroamnion dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterine akhir. Implantasi ovum yang salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat gangguan pertumbuhan.
c). Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain).
Telah lama diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya palatoskizis, hidrosefalus, distosis kranial.
d). Endokrin (diabetes mellitus pada ibu, hormon yang dimakan, umur tua dan)
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes mellitus sering menunjukkan kelainan berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasi pulau Langherhans akan mengakibatkan hipoglikemia.
Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan umur ibu yang melahirkan anak normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endokrin dalam tubuh ibu yang meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.
e). Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain).
Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang pernah dilaporkan ialah mikrosefali. Spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah mikrosefali, retardsai mental, kelainan kongenital mata dan jantung.
f). Infeksi
(trimester I: rubella dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya: toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain).Rubela (German measles) dan mungkin pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu-tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan kongenital jantung.
 Kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat menyerang fetus intrauterin hingga terjadi gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan retinitis.
g). Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus)Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan mengakibatkan hemolisis.
penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat terjadi kerusakan.
g). Anoksia embrio (gangguan fungsu plasenta)Keadaan anoksia pada embrio dapat mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.
b. Faktor Pascanatal
1.      Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif).Termasuk dalam hal ini bahan pembangun tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin
.2.      Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital).Beberapa penyakit kronis seperti glumerulonefritis kronik, tuberkulosis paru dan penyakit sesak dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Hal yang sama juga dapat terjadi pada penderita kelainan jantung bawaan.
3.      Keadaan sosial-ekonomi.Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak, jelas dapat terlihat ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan sosial-ekonomi yang kurang, yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi dari keluarga dengan sosial-ekonomi yang cukup.
4.      Musim.Di negeri yang mempunyai 4 musim terdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesar pada musim semi dan paling rendah pada musim gugur. Sebaliknya penambahan berat badan terbesar terjadi pada musim gugur dan terkecil pada musim semi.
5.   Lain-lain.Banyak faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, antara lain pengawasan medis, perbaikan sanitasi, pendidikan, faktor psikologis dan lain-lain.


C.    Pengertian Retardasi mental

Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap intelektual dan fungsi adaptif.

D.    Penyebab retardasi mental
Penyebab retardasi mental dibagi menjadi beberapa kelompok:
  1. Trauma (sebelum dan sesudah lahir) pendarahan intrakranial sebelum atau sesudah lahir; cedera hipoksia (kekurangan oksigen) sebelum, selama atau sesudah lahir; cedera kepala yang berat.
  2. Infeksi (bawaan dan sesudah lahir) : Rubella kongenitalis, Meningitis, infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis kongenitalis, Listeriosis, infeksi HIV.
  3. Kelainan kromosom : kesalahan pada jumlah kromosom (Sindroma Down), defek pada kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma Prader-Will).
  4. Kelainan genetik dan kelainan metabolik yang diturunkan: Galaktosemia, penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria ,Sindroma Hunter, Sindroma Hurler, Sindroma Santifilipo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi, Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberosa.
  5. Metabolik: Sindroma Reye, Dehidrasi hipernatrenik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (Diabetes melitus yang tidak terkontrol dengan baik).
  6. Keracunan: pemakaian alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil; keracunan metilmerkuri, keracunan timah hitam.
  7. Gizi: Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi.
  8. Lingkungan: kemiskinan, status ekonomi rendah, sindroma deprivasi.
E.     Klasifikasi Retardasi mental

Ketika anak mengalami keterlambatan pada seluruh aspek perkembangan, diagnosanya ia mungkin mengalami retardasi mental. Menurut Batshaw (2000),   Retardasi mental (keterbelakangan mental) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan fungsi kecerdasan umum yang berada di bawah rata-rata disertai dengan gangguan terhadap fungsi adaptif paling sedikit 2 misalnya komunikasi, kemampuan menolong diri sendiri, berumah tangga, sosial, pekerjaan, kesehatan dan keamanan, yang mulai timbul sebelum usia 18 tahun. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo=kurang atau sedikit dan fren=jiwa) atau tuna mental.
Berdasarkan DSM-IV-TR, terdapat beberapa klasifikasi retardasi mental yaitu :
Klasifikasi
IQ
Keterangan
Ekspektasi Pendidikan
Retardasi mental berat sekali (profound)
dibawah 20 atau 25
Biasanya tidak dapat berjalan, berbicara atau memahami.
Biasanya tidak mampu belajar walaupun mempunyai kemampuan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Keinginan biasanya membutuhkan perhatian yang penuh dan pengawasan untuk waktu seumur hidup.
Retardasi mental berat (severe)
Sekitar 20-25 sampai 35-40
Dapat dilatih meskipun agak lebih susah dibandingkan dengan anak retardasi mental moderat.
Kemampuan belajar hanya pada area bantu diri seperti mandi, buang air, kemampuan terbatas dalam bidang akademik. Kemampuan penyesuaian sosial biasanya terbatas hanya pada anggota keluarga atau orang yang dikenal lainnya. Kemampuan kerja biasanya dapat terlihat ketika bekerja dibawah setting workshop atau naungan suatu lembaga tertentu.
Retardasi mental moderat (moderate)

Sekitar 35-40 sampai 50-55
Mengalami kelambatan  dalam belajar berbicara dan kelambatan dalam mencapai tingkat perkembangan lainnya (misalnya duduk dan berbicara). Dengan latihan dan dukungan dari lingkungannya, mereka dapat hidup dengan tingkat kemandirian tertentu.
Dapat mengikuti sekolah sampai kelas dua sampai kelas lima. Dalam hal penyesuaian sosial menampakkan kemandirian dalam komunitas. Dalam hal kemampuan kerja harus didukung secara penuh atau hanya secara parsial.




Retardasi mental ringan (mild)
Sekitar 50-55 sampai 70
Bisa mencapai kemampuan membaca sampai kelas 4-6.
Dapat mempelajari kemampuan pendidikan dasar yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan serta pelatihan dan pendidikan khusus.
Borderline
Sekitar 70 sampai 89
Penyesuaian sosial yang tidak berpola akan berbeda dengan populasinya walaupun pada segmen yang lebih bawah penyesuaiannya akan baik, dalam arti lain perkembangan anak dalam penyesuaian sosial akan berbeda dengan teman-teman seusianya yang normal.
Mampu mengikuti kegiatan sekolah sampai pada jenjang tertentu yang dapat dicapai tidak sesuai dengan tahapan usia kalender. Memperoleh kepuasan kerja dibidang non-teknis yang disertai dengan dukungan diri yang penuh bila diperlukan





F.     Pencegahan Retardasi Mental

Pencegahan retardasi mental di bagi menjadi tiga tahap yaitu :
a.       Pencegahan secara Primer
Pada orang retardasi mental dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan sosial ekonomi, konseling genetika  dan tindakan kedokteran( Seperti perawatan prenatal yang baik , Pertolongan persalinan yang baik serta kehamilan pada wnita adolesen dan diatas 40 tahun dikurangi  serta pencegahan peradangan otak pada anak-anak.
b.      Pencegahan secara Skunder
Melipui diagnosa pengobatan dini peradangan otak , peradangan subdural, kraniostenosis ( sutura tengkorak menutup terlalu cepat dan dapat di buka dengan kreanotomi ; pada mikrosifali yang kongenital,operasi tidak menolong ).

c.       Pencegahan secara Tersier
Merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah luar biasa dapat di beri neurolkoptika kepada yang gelisah,hiperaktif dan  dektruktif konseling kepada orang tua di lakukan secara fleksibel dan fragmatis dengan tujuan antara lain membantu mereka mengatasi frustasi oleh karna mempunyai anak yang retardasi mental  orang tua sering menghendaki anak minum obat, oleh karena itu dapat di beri penerangan bahwa sampa sekarang belum ada di temukan obat yang bisa membuat anak menjadi pandai, hanya ada obat yang membantu pertukaran zat (Metabolisme ) zat-zat otak.









BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Pertumbuhan adalah proses pematangan dengan terjadinya perubahan pada ukuran fisik,bertambahnya berat badan,bertambahnya lingkar lengan, serta pertumbuhan alat-alat tubuh lainnya Sedangkan perkembangan adalah pematangan fungsi organ tubuh, mental dan sosial meliputi perkembangan aspek-aspek kehidupan manusia Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak).
 Retardasi mental ialah keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang. Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau tuna mental.












DAFTAR PUSTAKA

http://www.shvoong.com/exact-sciences/biology/1637196-deteksi-terhadap-anak-anak-penderita/  tanggal 8 jam 8.16



Tidak ada komentar:

Posting Komentar